- See more at: http://blog-rangga.blogspot.com/2013/01/cara-mengganti-icon-kursor-blog-dengan.html#sthash.eLDwJIqo.dpuf



Selasa, 17 Mei 2016

Manajemen Pemeliharaan Ayam


Manajemen pemeliharaan ayam bibit tipe petelur dibagi menjadi 3 periode berdasarkan umurnya yaitu periode starter, grower dan layer. Masa awal atau periode starter merupakan fase penting yang harus diperhatikan dalam menjamin pertumbuhan seluruh organ vital dalam tubuh ayam, jika terhambat maka pertumbuhan pada umur berikutnya akan terhambat. Sitem pemeliharaan ayam pembibit fase starter yaitu dimulai dari umur 1 hari sampai umur 28 hari (4 minggu). Anak ayam (DOC) pada fase ini membutuhkan kondisi yang hangat supaya ayam merasa nyaman sehingga untuk mengatur temperatur yang nyaman untuk anak ayam tersebut digunakan alat pemanas buatan (brooding system). 

Sistem pemeliharaan ayam

1. Brood grow lay system

Ayam dipelihara sejak umur satu hari hingga bertelur (fase brooding-growing-laying) pada kandang yang sama. Tetapi hanya dilakukan penyesuaian tingkat kepadatan ayam dalam kandang disesuaikan dengan kebutuhan ayam seiring dengan semakin besarnya tubuh ayam. Sistem ini efisien untuk sistem pembibitan (breeder), karena hanya membutuhkan satu kandang untuk semua fase. Sistem ini biasanya menggunakan kandang litter. Namun di wilayah tropis termasuk Indonesia menjadi tidak efisien, karena membutuhkan litter yang luas dan harus sering diganti karena kondisi lingkunga tropis yang lembab. 

2. Brood grow system

Ayam dipelihara sejak fase brooding hingga growing pada kandang yang sama, selanjutnya saat mencapai fase produksi (umur 18 sampai 21 minggu) dipindah ke kandang fase produksi (laying). Umumnya pada masa brooding dan growing menggunakan kandang litter, dan pada fase produksi menggunakan kandang battery (cage). Sistem ini cocok untuk ayam petelur karena mudah dalam pengambilan telur. Namun ayam menjadi mudah stress, sehingga dikhawatirkan produksinya menurun.

Pemberian pakan dan air minum

Ransum untuk ayam pembibit yang diberikan biasanya ransum yang mengandung protein 15% dan energi metabolis 2.900 kkal/kg. Cara pemberian ransum untuk ayam pembibit tidak diberikan ad libitum tetapi dengan cara terbatas (restricted feeding) yaitu pemberian pakan dengan sistem jatah dan disertai dengan puasa, tidak diberikan makan satu atau dua hari dalam seminggu. Cara ini dilakukan dengan tujuan agar ayam pembibit yang dipelihara tidak terlalu gemuk. Jika bobot ayam terlalu gemuk dapat menyebabkan banyak kerugian yaitu produksi menurun, lebih peka terhadap penyakit, mudah terkena cekaman panas dan mortalitasnya lebih tinggi.

Ayam jantan pada umur 28 hari mulai diperkenalkan dengan hanging (tempat pakan ayam jantan) dan ayam betina umur 21 hari mulai diperkenalkan dengan through dan umur 28 hari through mulai jalan agar ayam mulai beradaptasi dengan tempat pakan bentuk through.

Pemberian air minum dilakukan ad libitum bertujuan agar ayam tidak kekurangan air atau dehidrasi. Penambahan feed supplementyang berupa obat-obatan dan vitamin serta antibiotik dilakukan secara rutin. Penambahan vitamin bertujuan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mengatasi atau mencegah cekaman panas serta stress yang diakibatkan oleh hujan lebat atau cuaca yang terlalu panas. Kebersihan tempat air minum dapat mempengaruhi konsumsi pakan menjadi menurun serta dapat menimbulkan bibit-bibit penyakit yang mengakibatkan gangguan kesehatan

Sistem pencahayaan

Cahaya yang cukup dan sesuai akan membantu memaksimalkan pertumbuhan dan pendewasaan ayam. Fungsi cahaya dalam kandang antara lain untuk mengetahui letak pakan, merangsang unggas untuk selalu dekat dengan sumber panas, mempengaruhi unggas untuk mengkonsumsi, dan memberi kesempatan untuk makan pada malam hari sehingga feed intake meningkat. Sistem pencahyaan pada fase starter lebih terang karena ayam membutuhkan suhu yang hangat untuk menyesuaikan tubuhnya agar tetap pada suhu yang nyaman. pencahayaan saat fase starter berperan penting dalam proses pertumbuhan melalui pengaturan sekresi hormon somatotropin. Jumlah lampu yang dipasang dalam satu kandang yaitu sebanyak 48 lampu, dengan sistem penempatan lampu zig-zag (selang-seling) namun pada fase starter tidak semua dinyalakan hanya 24 lampu yang dinyalakan. Banyaknya lampu yang digunakan tersebut dibagi menjadi 4 jalur masing-masing jalur terdapat 12 buah lampu pijar. Lama pencahayaan adalah 12-8 jam yaitu pada pukul 07.00-19.00 WIB. Prinsip program pencahayaan di dalam kandang adalah semakin bertambahnya umur ayam maka intensitas pencahayaan yang digunakan semakin dikurangi untuk memaksimalkan perkembangan dewasa tubuhnya. 

Manajemen pejantan

Bibit pejantan diperoleh dari hasil seleksi bobot ayam jantan umur 4 minggu dengan memilih anak yang memiliki bobot badan sekitar 590-725. Kemudian umur 12 minggu dilakukan seleksi pejantan seperti ayam jantan yang kebetinaan, bobot badan yang jauh dari standar, dan ayam jantan yang kaki bagian dalam bengkok dan ayam jantan disisakan 11% dari populasi betina. Selain itu juga dilakukan seleksi terhadap ayam yang sakit atau lumpuh, danayam jantan yang steril. Pada umur 20 minggu dilakukan seleksi ulang dan ayam jantan disisakan 10% dari populasi betina.

Terlalu banyak pejantan menyebabkan over-mating, kawin terganggu, dan perilaku abnormal. Over-mating akan mengakibatkan penurunan dalam jumlah fertilitas, daya tetas, dan telur. Pada tahap awal perkawinan, masih terlihat normal karena sedikit bulu yang rontok di bagian belakang kepala betina dan bulu di bagian belakang pangkal ekor. Namun ketika terlalu banyak yang rontok, maka ini adalah tanda kawin berlebihan. Jika rasio kawin tidak berkurang, kondisi akan memburuk dengan bulu ayam betina yang rontok dari daerah punggung dan terjadi goresan kulit. Hal ini dapat menyebabkan menurunya kenyamanan ternak, kesehatan ayam betina menurun, dan mengurangi produksi telur. Luka yang berlebihan dan kerusakan bulu pada pejantan sebagai akibat dari pertarungan antar ayam pejantan juga dapat terjadi. Over-mating dapat dilihat adanya ayam betina yang bersembunyi dari pejantan di bawah peralatan, dalam kotak sarang, atau tidak mau turun dari area slat. Pejantan yang terlalu banyak harus dikeluarkan dengan cepat atau kerugian yang cukup besar. Tanda-tanda over-matingumumnya menjadi lebih jelas pada hari ke 182-189 (26-27 minggu), dan menjadi paling jelas pada hari ke 210 (30 minggu).

Kontrol bobot badan perlu dilakukan untuk menyeragamkan bobot badan agar sesuai standarnya. Bobot badan yang terlalu tinggi menjadi salah satu penyebab produksi sperma menurun dan menyulitkan betina menopang berat pejantan ketika perkawinan. Keseragaman tidak hanya menyangkut pada bobot badan saja tetapi tetapi juga dalam hal perkembangan ayam.

Artikel Terkait

0   komentar

Posting Komentar

Cancel Reply
Agriculture Digest